- 1Dimana Terdapat Animisme?
- 2Bentuk-Bentuk Animisme
- 2.11) Kepercayaan dan Penyembahan kepada Alam (Natureworship)
- 2.22) Kepercayaan dan Penyembahan kepada benda-benda ( folishworship)
- 2.33) Kepercayaan dan penyembahan kepada binatang (animalworship)
- 2.44) Kepercayaan dan penyembahan kepada roh nenek moyang (ancestor-worship)
Animisme berasal dari bahasa Latin “anima” yang artinya nyawa, roh atau sukma. Maksudnya ialah kepercayaan bahwa setiap benda itu mempunyai roh, baik pada benda hidup maupun benda mati. Kadang-kadang juga disebut orang dengan serba sukma. Mereka percaya kepada roh, dan juga memuliakannya. Sebab mereka berkeyakinan bahwa roh itu dapat memberi manfaat kepada kehidupan manusia, serta dapat di minta pertolongannya bagi kehidupan manusia di dunia ini.
Animisme di anggap sebagian dari bagian kepercayaan primitif. Selain itu, kepercayaan primitif yang secara periodisasi sejarah berada di masa sebelum kelahiran agama lain lazimnya menyisakan hal yang masih berakar kuat hingga saat ini.
Terkait dengan nama animisme, Honig berpendapat bahwa nama tersebut baru di cetuskan oleh ilmuwan yang berada pada kurun sejarah sesudahnya. Ilmuwan hanya berusaha mensintesiskan fenomena keberagamaan saat itu & kemudian menamakannya dengan istilah yang demikian.
Masyarakat primitif tidak pernah memberikan nama pada kepercayaan yang di anutnya. Mereka hanya meyakininya dengan sepenuh hati serta menjalankan ajaran yang di gariskan dalam kepercayaan tersebut.
Misalnya : orang menyembah pohon beringin, disebabkan karena mereka percaya bahwa pohon beringin itu ada rohnya, dan dapat membantu kepada mereka dalam hal-hal yang mereka kehendaki. Demikian pula penyembahan terhadap benda-benda lain seperti batu-batu besar, arca, gunung, bintang, pohon-pohon besar dan lain-lain.
Maka apabila dipandang dari bentuknya, animisme itu boleh juga disebut agama, karena animisme mempunyai sifat-sifat yang menyerupai sifat-sifat agama, misalnya :
- Dalam animisme, orang mempercayai kepada barang yang gaib dan barang-barang yang bersifat
- Memuja dan memuji kepada kekuatan dan kekuasaan yang maha tinggi untuk mendapatkan limpahan kasih sayang dan kebahagian hidupnya.
- Insyaf akan kelemahan manusia, sehingga mereka dengan rela dan patuh menyandarkan diri kepada kekuatan gaib (roh ) tersebut.
Di samping animisme itu mempunyai sifat-sifat keagamaan, animisme juga merupakan filsafat (pandangan hidup) bagi orang-orang primitif, sebab animisme juga mencoba menerangkan dengan akal pikiran segala kejadian yang dihadapi oleh orang primitif.
Dan ternyata hasil fikiran atau keterangan mereka itupun banyak yang dapat memberikan kepuasan kepada jiwa pengikut-pengikutnya. Bahkan animisme juga mempunyai teori sendiri tentang macam-macam penyakit dan penyembuhannya.
Dimana Terdapat Animisme?
Animisme banyak kita jumpai pada berbagai bangsa di dunia ini, terutama pada masyarakat primitif. Misalnya suku-suku bangsa di Afrika Selatan, Tengah dan Barat hampir semuanya animisme kecuali daerah-daerah yang sudah kemasukan pengaruh agama. Juga di benua Afrika, pada suku Indian di Amerika Utara sejak Columbus mendarat di negara tersebut hingga sekarang masih tetap memeluk animisme. Demikian pula pada penduduk-penduduk asli di Australia serta bangsa-bangsa di kepulauan samudra Pasific dan masih banyak lagi.
Di Indonesia juga masih banyak suku-suku bangsa yang memeluk Animisme. Ini misalnya pada suku Kubu, Sakai, Semindo, Pasemah, Batak, Mentawai, juga di Kalimantan, Sulawesi, Irian dan pula masih banyak lagi. Bahkan di Jawa dan Bali yang masyarakatnya boleh dikatakan sudah agak maju masih banyak juga yang memeluk animisme.
Bentuk-Bentuk Animisme
Manusia memiliki kesadaran bahwa betapapun hebatnya ia, ada satu zat yang memegang kendali pada seluruh kejadian di alam semesta yang di diaminya. Naluri itu kemudian di representasikan dalam suatu kepercayaan yang masih sangat terkontaminasi oleh pola pikir umum yang berlaku di masyarakat.
Animisme ternyata dapat menimbulkan berbagai ragam kepercayaan. Adapun macam-macam kepercayaan tersebut dapat kita kelompokkan menjadi 4 golongan yaitu :
1) Kepercayaan dan Penyembahan kepada Alam (Natureworship)
Hampir setiap suku bangsa primitif menganut kepercayaan ini. Mereka percaya dan memuja kepada matahari, bulan, bintang, udara, api, tanah, karena mereka menyadari benar-benar akan faedah dari alam tersebut. Mungkin tak seorangpun akan memungkiri akan guna tersebut. Coba kalau kita lihat bangsa Mesir ± 5000 tahun yang lalu ; bangsa India pada ± 4000 tahun yang lalu semuanya beragamakan kepercayaan kepada benda alam ini. Dan sampai sekarangpun masih nyata juga bekas-bekasnya (seperti nama-nama dewa mereka Surya= dewa matahari, Pratiwi = dewa bumi, Agni = dewa api dan lain-lain). Semua nama-nama itu tidak lain adalah untuk menyebut dan memuliakan benda-benda tersebut.
2) Kepercayaan dan Penyembahan kepada benda-benda ( folishworship)
Fetisy berasal dari kata feitico (bahasa Portugis) yang artinya jimat, Fetisj-worship juga disebut dengan “dinamisme” yaitu anggapan bahwa tiap-tiap benda itu mempunyai kekuatan gaib, baik pada benda hidup maupun pada benda mati (asal kata dinamo = kekuatan). Selanjutnya mereka beranggapan, barang siapa yang memakai atau mempergunakan benda itu akan terhindar dari mala petaka dan kesengsaraan hidup, misalnya : sakitnya menjadi sembuh, kebal dari senjata tajam dan lain-lain. Bahkan dapat juga mendatangkan beberapa kebaikan seperti banyak rejeki, disayangi wanita dan lain-lain.
Adapun benda-benda yang dianggap berkekuatan gaib ialah :
- Batu : batu akik untuk cincin, dapat berkhasiat bagi para pemakainya
- Besi : besi digunakan untuk jimat, disebut : wesi-aji.
- Api : misalnya pembakaran mayat di Bali dan India, karena api dianggap mempunyai kekuatan yang istimewa.
- Air : Misalnya, seorang dukun mengobati dengan air yang sudah diberi mantra. Orang Hindu tiap tahun mandi di sungai Gangga dan lain-lain.
- Bagian-bagian tubuh manusia : misalnya rambut, kepala, dianggap mempunyai kekuatan gaib.
- Tumbuh-tumbuhan : misalnya rotan yang dua bukunya berhadap-hadapan atau bertemu. Biasanya disebut dengan penjalin petuk dan dianggap bertuah.
3) Kepercayaan dan penyembahan kepada binatang (animalworship)
Bintang juga dianggap mempunyai kekuatan gaib. Bintang-bintang tersebut dipuja-puja, karena dianggapnya dapat memberi keselamatan, kemanfaatan bagi hidupnya. Bintang-bintang tersebut antara lain :
- Lembu : di puja oleh Mesir dan orang India
- Ular : di puja oleh orang India
- Buaya, harimau, tikus dan lain-lain
4) Kepercayaan dan penyembahan kepada roh nenek moyang (ancestor-worship)
Hampir setiap bangsa primitif di dunia ini melakukan penyembahan kepada roh nenek moyang mereka percaya bahwa orang-orang yang sudah mati rohnya masih tetap ada dan masih dapat dirasakan keberadaanya oleh manusia. Maka tidak jarang orang yang mengadakan peringatan bagi si-mati yaitu selamanya 3 hari, 7 hari, 100 hari dan seterusnya dengan tujuan memberi sajian kepada roh-roh itu.
Adapun bagi kelopok tertentu, yang percaya pada roh yang baik, dapat dipanggil oleh seseorang tertentu untuk diminta pertolongannya. Orang tertentu tersebut dinamakan orang perantara (medium).
Medium ini ada dua macam yaitu :
- Ziener, yaitu medium yang sifatnya aktif. Di dalam memanggil roh nenek moyang dia bersemedi untuk mengeluarkan rohnya sendiri, kemudian roh itu pergi sebentar untuk menemui roh lain untuk meminta Setelah kira-kira sepuluh menit atau lebih, maka kembalilah roh tersebut ke dalam badan yang ditinggalkan tadi, dan kemudian memberikan penjelasan kepada siapa yang membutuhkan berdasarkan petunjuk dari roh yang ditemuinya.
- Syaman, yaitu medium yang bersifat pasif, kadang-kadang disebut dengan dukun prewangan. Dalam menjalankan tugasnya, syaman bersemedi atau mengisap kemenyan, atau menari-nari, sehingga menjadi mabuk. Kemudian ia mengeluarkan rohnya sendiri dan mencari orang lain yang baik supaya masuk ke dalam jasmani yang ditinggalkan roh tadi. Roh baru ini kemudian memberikan keterangan-keterangan kepada siapa yang membutuhkan. Maka dari itu tidaklah aneh apabila kata-kata dan suaranya kadang-kadang sangat berbeda dengan suara semula, misalnya : agak pelan-pelan, kurang terang, parau, mendehem sedikit-sedikit dan sebagainya.