Om Awighnam Astu Namo Sidham.
Inilah Beliau Hyang Maya Sandhi yang mewejangkan beberapa ajaran kepada para murid beliau, menguraikan tentang permulaan teijadinya dunia ini. Adapun isi pembicaraan beliau adalah sebagai berikut:
Duhai ananda para muridku dengarkanlah kata-kataku yang isinya menguraikan tentang kelengkapan suatu ajaran dan janganlah kalian tiada menaruh kepercayaan, karena ini adalah anugrah dari Hyang Ajiswara yang wajar kalian laksanakan semasih hidup hingga mati dan hingga tiba saatnya pada penjelmaan kalian nanti. Pada saat dunia baru saja tercipta/ diciptakan, menyerupai Pulau Candani dan disebut pula gedong kusuma.
Adapun gedong adalah kundi manik dan kusuma berarti Amertha, dan arti keseluruhannya adalah kundi manik berisi amertha.
Terdapat empat jenis kama di antaranya : Kama Merah, Kama Putih, Kama Dadu dan Kama Hitam.
- Kama Merah dalam penjelmaannya menjadi seorang Perempuan,
- Kama Putih dalam penjelmaannya menjadi seorang laki-laki,
- Kama Dadu dalam penjelmaannya menjadi seorang yang tak dapat disebut laki-laki atau perempuan serta kedi (sulit mencapai umur dewasa),
- Kama Hitam menjelma menjadi seseorang yang berwajah tampan, penuh dengan akal budi, hidup penuh dengan kemewahan dan dihormati oleh orang banyak.
Jika Kama Hitam itu menjelma sebagai seorang wanita (perempuan) memiliki wajah yang ayu, banyak menurunkan putra putri, disayangi oleh suami, penuh dengan kesopanan, segala gerak geriknya.
Adapun nama-nama dari keempat Kama itu adalah :
- Kama Merah ialah Sanghyang Candrakanta,
- Kama Putih ialah Sanghyang Suryakanta,
- Kama Dadu ialah Sanghyang Grehekertha,
- Kama Hitam ialah Sanghyang Lengleng manga.
Sedangkan jalannya keluar keempat Kama tersebut selama berada dalam Kundi Manik ialah :
- Kama Putih melalui paha sebelah kanan
- Kama Merah melalui paha sebelah kiri
- Kama Dadu melalui di tengah-tengah kedua buah Alis
- Kama Hitam tiada dibolehkan menyebutkan ke mana jalan keluarnya, hanya dirasakan dalam Badan Sekala-Niskala, karena tiada boleh diketahui oleh orang banyak.
Tak ada yang menyamai keutamaannya Kama Hitam itu, dan tak terbanding keistimewaannya. Kama Hitamlah yang senantiasa ikut serta dalam hidup ini hingga Mati. Dan wajar disembah, dijunjung, karena Kama itulah memberikan kesejahteraan keselamatan yang didapat selama berada di dunia ini, serta memberikan petunjuk jalan ke Sorga, dan untuk menjelma kembali, mendapatkan keterangan pada saat menjelang kematian. Yang sangat diikat oleh rasa kasih sayang, nah itulah sebabnya tak ada yang menyamai keutamaannya Kama Hitam itu.
Pada saat masih berada dalam Pulau Candani (Perut Wanita) Kama Hitam itu bercampur dengan Sanghyang Kama, yang bemama : Kama Jaya – Kama Ratih.
Adapun yang membuat suatu pembuahan (akan menjadi anak) adalah Sanghyang Meleng dan Sanghyang Seleng atas perintah dari Sanghyang Siwatanaya. Pada saat telah berbentuk manusia yang membuatnya bemama Sang Gama Loding.
Ketika ananda telah menjadi empat bagian di antaranya : Si Mah, Si Wah, Si Ih, Si Uh Sah, yang keterangan lengkapnya adalah
Si Mah adalah Yeh Nyom, Si Wah adalah Banah (Tali Pusar), Si Ih adalah Getih (Darah Merah), Si Uh Sah adalah Ari-ari.