- 1Sinopsis Cerita TamTam
- 2Mendalami Karya Sastra Geguritan Tamtam
- 3Pesan dan Amanat dalam Geguritan Tamtam
- 3.1Amanat tentang Pendidikan
- 3.2Amanat tentang sifat satria
- 3.3Amanat tentang hakikat kebenaran dan hakikat tujuan hidup
- 3.4Amanat tentang hukum karma phala
- 4Teks ( Lirik) Geguritan Tamtam
- 4.1Pupuh Sinom
- 4.2Pupuh Semarandana
- 4.3Pupuh Ginada
- 4.4Pupuh Sinom
- 4.5Pupuh Pangkur
- 4.6Pupuh Ginanti
- 4.7Pupuh Sinom
- 4.8Pupuh Semarandana
- 4.9Pupuh Ginada
- 4.10Pupuh Durma
- 4.11Pupuh Adri
- 4.12Pupuh Pucung
- 4.13Pupuh Ginanti
- 4.14Pupuh Kumambang
- 4.15Pupuh Mijil
- 4.16Pupuh Durma
- 4.17Pupuh Sinom
- 4.18Pupuh Dandang
- 4.19Pupuh Sinom
- 4.20Pupuh Ginanti
- 4.21Pupuh Ginada
- 4.22Pupuh Semarandana
- 4.23Pupuh Sinom
- 4.24Pupuh Magatruh
- 4.25Pupuh Ginanti
- 4.26Pupuh Magatruh
- 4.27Pupuh Sinom
Geguritan Tamtam memiliki struktur, seperti Pupuh, Plot, Penokohan, Tema, dan amanat serta juga memiliki nilai-nilai pendidikan Tattwa (filsafat) dan nilai pendidikan Etika (Tata susila). Nilai pendidikan Tattwa (filsafat) menekankan pada keyakinan terhadap Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi Wasa), keyakinan terhadap atma, keyakinan terhadap Karmaphala, keyakinan terhadap Samsara atau punarbhawa, dan keyakianan terhadap moksa. Nilai pendidikan Etika (tata susila) dalam Geguritan Tamtam ini lebih diutamakan ditelaah dari konsep Catur Guru, yakni: Guru Swadyaya, Guru Wisesa, Guru Pengajian, Guru Rupaka. Dan sebagai penyempurna tidak ketinggalan juga di telaah melalui ajaran Tri Kaya Parisudha, yang kesemua hal tersebut termuat dengan sangat baik yang oleh pengarang sendiri dijadikan sebagai pesan moral dan etika kepada para pembaca dan peminatnya.
Sinopsis Cerita TamTam
Diceritakan ada dua roh di akhirat bernama Ginal dan Ginul, mantan murid Aji Saka dari pulau Jawa. Ginal dan Ginul berjanji menjelma ke dunia untuk menjadi orang terkenal, bijaksana dan berjodoh lewat adu kepandaian. Karena itu, kedua roh mencari pasangan suami istri, yang menjalankan ajaran-ajaran agama sebagai tempat untuk jalan kelahirannya.
Setelah mengembara ke Utara (ngutarayana), Ginul sampai di tanah Hindu dan bertemu suami-istri yang taat pada ajaran agama tetapi sangat miskin. Melalui pasangan ini, Ginul terlahir dengan nama Tamtam.
Setelah mengembara di sembilan pulau, akhirnya Ginal menemukan keluarga raja Mesir, yaitu Prabu Basu Kesti, yang sangat bijaksana dan menjalankan prinsip asta bharata dalam memerintah. Di sinilah Ginal terlahir dengan nama Dewi Adnya Swari.
Singkat cerita, Tamtam tumbuh menjadi pria yang sangat tampan dan berbakti kepada orang tua. Kedewasaan Tamtam berkat didikan orang tuanya yang menanamkan ajaran dasa sila. Walaupun demikian, Tamtam tetap mencari seorang guru, sedangkan Dewi Adnya Swari dididik oleh Bhagawan Tresna Windu di istana.
Setelah Dewi Adnya Swari tumbuh dewasa diadakanlah sayembara adu kepandaian untuk mencari pasangan hidup Sang Dewi, dengan syarat yang menang menjadi suami, sedangkan yang kalah bila seorang raja harus menyerahkan wilayah kekuasaannya.
Berita ini segera tersebar ke seluruh kerajaan Asia dan masyarakat kecil. Raja-raja Asia pun berdatangan ke kerajaan Mesir untuk mengikuti sayembara. Semua raja ini tidak berhasil mengalahkan Dewi Adnya Swari. Sayembara pun dibuka untuk umum termasuk rakyat jelata.
Mendengar hal itu, Tamtam yang sedang berguru di tanah Hindu, yakni di Pura Brata, pulang meminta doa restu kepada orang tuanya untuk mengikuti sayembara di Negara Mesir. Setibanya di Mesir, Tamtam memperkenalkan diri dan melontarkan pertanyaan tentang isi kosong (isin telas).
Pertanyaan Tamtam tidak terjawab oleh Dewi Adnya Swari dan ang Putri meminta waktu selama tiga hari. Tamtam disuruh menginap di luar istana.
Pada malam kedua, Tamtam didatangi oleh Dewi Adnya Swari yang membawa minuman keras untuk membuat Tamtam mabuk, sehingga jawaban pertanyaan Tamtam dapat dikorek.
Siasat Sang Putri mengena, tetapi Tamtam segera sadar. Terjadilah pergulatan antara sang Putri dengan Tamtam dan gelang Dewi Adnya Swari terlepas dan diambil oleh Tamtam.
Keesokan harinya di balai sidang istana, Dewi Adnya Swari menjawab pertanyaan Tamtam dengan benar.
Sebelum Tamtam dinyatakan kalah, ia menjelaskan peristiwa semalam dengan menunjukkan bukti gelang Dewi Adnya Swari yang dibawanya.
Mendengar penjelasan itu, raja marah dan menyatakan Dewi Adnya Swari kalah. Walaupun demikian, Dewi Adnya Swari diberi kesempatan untuk bertanya kepada Tamtam. Pertanyaan Dewi mengenai yama-niyama dijawab dengan benar oleh Tamtam, karena itu, Dewi Adnya Swari menyerah kalah.
Dengan kemenangan Tamtam, maka Tamtam dinikahkan dengan Dewi Adnya Swari dan dinobatkan menjadi raja Mesir dengan gelar Jayapurusa. Sejak Jayapurusa dinobatkan menjadi raja, maka kerajaan Mesir aman dan tentram. Selain itu, Jayapurusa diangkat menjadi seorang guru, maka seluruh raja Asia datang berguru kepada raja dan permaisuri.