Spiritual Kepercayaan dan Keyakinan Hindu Bali
Ajaran Spiritual serta Keyakinan Kepercayaan dalam agama Hindu di Bali secara umum dapat dipahami sebagai gabungan antara 2 keyakinan yaitu sekte Siwa Hindu dan Buddha Mahayana sehingga sering juga disebut sebagai agama Siwa-Buddha, Hindu-Dharma, Agama Tirtha dan juga Agama Air Suci. Namun, tidak seperti Hindu India yang politheis, dalam keyakinan Hindu Bali hanya memuja satu Tuhan saja yaitu Sang Hyang Widi Wasa atau sering juga disebut Sang Hyang Widhi, Acintya atau Sang Hyang Tunggal. Dengan kitab suci utama Weda dan didasarkan pula pada beberapa pedoman hidup seperti, Shruti (ajaran yang diturunkan oleh para Rsi pada zaman dahulu), Smerti (literatur keagamaan yang diwariskan secara turun-temurun, non perwahyuan) dan Yadnja (paduan penyelenggaraan ritual keagamaan yang tertulis pada bilahan daun lontar).
Namun sejatinya Hindu Bali lebih menekankan pada pengalaman spiritual dan kepercayaan dari perjalanan hidup individual seseorang dalam menemukan arti hidupnya, hingga dapat mencapai kesempurnaan melalui moksa, bukan hanya didasarkan pada dogma-dogma tertentu. Pada hakikatnya Kepercayaan Hindu Bali demikian kaya dengan ajaran keyakinan yang berasal dari tradisi spiritual Nusantara yang sudah ada semenjak ribuan tahun lalu bersama dengan keunikan, karakteristik, kekhasan dan hasil pemikiran para suci yang pernah hidup di Nusantara sendiri, jauh dari sebelum negara ini terbentuk.
Toleransi agama Hindu terhadap aneka ragam aliran kepercayaan dan tradisi yang berbeda-beda membuatnya sulit untuk didefinisikan sebagai suatu agama menurut pemahaman tradisional orang Barat. Dalam sejumlah kajian didapati bahwa agama Hindu dapat dipandang sebagai suatu kategori dengan “batas-batas yang kabur”, daripada suatu lembaga yang tegar dan terdefinisikan dengan baik. Beberapa aktivitas keagamaan Hindu dapat dipandang sebagai hal yang lazim dalam agama tersebut, sementara yang tak lazim pun masih dapat dimasukkan ke dalam kategori agama Hindu.
Kepercayaan Keyakinan orang Bali di Jalan Spiritual Meditasi & Yoga
Konsep ketuhanan dalam tubuh agama Hindu pun tidak seragam. Beberapa aliran bersifat monoteisme—mengagungkan Wisnu, Kresna, atau Siwa—sementara aliran lainnya bersifat monisme, yang memandang bahwa para dewa atau sembahan apa pun merupakan manifestasi beragam dari Yang Maha Esa. Beberapa aliran Hindu bersifat panenteisme—sebagaimana disebutkan dalam kitab Bhagawadgita—yang meyakini bahwa Tuhan meresap ke seluruh alam semesta, namun alam semesta bukanlah Tuhan. Beberapa filsafat Hindu membuat postulat ontologi teistis (dalil ketuhanan) tentang penciptaan dan peleburan alam semesta, meskipun beberapa umat Hindu merupakan ateis yang memandang Hinduisme tak lebih dari sebuah filsafat, bukan agama.
Sistem Kepercayaan Ketuhanan dalam Agama Hindu Bali
Di samping itu, agama Hindu tidak mengenal satu sistem saja untuk mencari “keselamatan” (salvation), namun mengandung sejumlah aliran dan berbagai bentuk tradisi keagamaan. Beberapa tradisi Hindu mengandalkan Yadnya tertentu sebagai hal penting demi keselamatan, namun berbagai pandangan mengenai hal tersebut juga hadir secara berdampingan. Agama Hindu juga dicirikan dengan adanya kepercayaan akan reinkarnasi (samsara, atau siklus lahir-mati) yang ditentukan oleh hukum karma, dan gagasan tentang “keselamatan” adalah kondisi saat individu terbebas dari siklus lahir-mati yang terus berputar.
Dalam perkembangannya, tradisi Hindu yang cenderung mengagungkan Wisnu—atau Narayana dan Kresna—disebut Waisnawa, sementara yang memuja Siwa disebut Saiwa (Saiwisme). Dilihat dari luar, aliran Saiwa dan Waisnawa memiliki konsep tersendiri tentang Tuhan yang diagungkan. Menurut Halbfass, meskipun aliran Saiwa dan Waisnawa dapat dipandang sebagai aliran keagamaan yang mandiri, ada kadar interaksi dan saling acu antara para teoretikus dan pujangga dari masing-masing tradisi yang mengindikasikan adanya rasa jati diri yang lebih luas, rasa koherensi dalam konteks yang sama, serta inklusi dalam kerangka dan garis besar [kepercayaan] secara umum.
Kepercayaan di Agama Hindu memiliki ciri khas sebagai salah satu agama yang paling toleran karena tiadanya skisma meskipun ada kemajemukan tradisi yang bernaung di bawah simbol-simbol agama Hindu. Pada awal perkembangannya, saat tiadanya perselisihan antaragama, umat Hindu menganggap setiap orang yang mereka temui sebagai umat Hindu pula. Tetapi pada masa kini, umat Hindu menerima pengaruh dari Barat tentang pengadaan konversi agama dan Kepercayaan lain sebagai keyakinan unsur baru. Maka, banyak praktisi Spiritual baru menekuni Ajaran Yoga Meditasi di Bali yang datang dari berbagai negara dan beda aliran kepercayaan, namun mereka di satukan dengan tujuan yang sama yaitu mencapai kedamaian dalam diri melalui jalan Spiritual Yoga dan Meditasi.