- 1Konsep Catur Sanak (Kandapat)
- 2Peran Kandapat Dalam Kehidupan
- 2.11. Peran Di Kelahiran Manusia
- 2.22. Peran Sebagai Kebersamaan
- 2.13. Peran Sebagai Etika
- 2.14. Peran Religius
- 2.15. Peran Sebagai Dewa
- 2.26. Sebagai Peran Tanda-tanda Kematian
- 2.17. Sebagai Peran Yoga
- 2.18. Sebagai Peran Pengembalian Kepada Asalnya
- 2.19. Peran Sebagai Dewata Nawa Sanga
- 3Proses Catur Sanak (Kandapat) Dalam Diri Manusia
- 3.1A. 1 - 10 Bulan
- 3.1B. Lepas Tali Pusar
- 3.1C. Bayi Umur 42 Hari
- 4Makna Catur Sanak (Kandapat) Dalam Kehidupan
- 4.11. Keberanekaragaman
- 4.12. Kemaha Kuasaan Tuhan
- 4.13. Kesaktian
Makna Catur Sanak (Kandapat) Dalam Kehidupan
1. Keberanekaragaman
Makna keberanekaragaman dalam Catur Sanak sangat erat, dimana dari mulai lahir, sampai dewasa sama-sama meningkat statusnya. Si bayi tumbuh semakin besar, Catur Sanak juga tumbuh semakin meningkat yaitu peningkatan kualitasnya yaitu dari yeh nyom, lamas, darah, ari-ari sampai menjadi Dewata Nawasanga (Dewa Iswara, Dewa Brahma, Dewa Mahadewa, Dewa Wisnu, Dewa Siwa, Dewa Maheswara, Dewa Sangkara, Dewa Rudra, Dewa Sambu). Sejalan dengan Catur Sanak tersebut, keberanekaragaman juga dapat dilihat dalam Hindu (Rgveda I.164.46) yang bunyinya.
Indram Mitram Varunam Agnim Ahur Atho Divyah Sa Suparno Garutman Ekam Sadvipra Bahudhavadanty Agnim Yamam Matarisvaham Ahuh
Artinya Mereka menyebutnya dengan Indra, Mitra, Varuna dan Agni, Ia yang bersayap keemasan Garuda, Ia adalah Esa, Para Maharsi memberinya banyak nama, mereka menyebut Indra, Yama, Matarisvan. Dalam Yayurveda XXXII.1 juga disebutkan
Tad Eva Agnis Tad Adityas Tad Vayus Tad U Candramah Tad Eva Sukram Tad Brahma Ta Apah Sa Prajapatih.
Artinya
sesungguhnya Ia adalah Agni, Ia adalah Aditya, Ia adalah Vayu, Ia adalah Candrama, Ia adalah Sukra, Ia adalah Apah, Ia yang Esa itu adalah Prajapati. Begitu juga dalam Catur Sanak ini ada bernama Mrajapati, Anggapati, Banaspati, Banaspati Raja dan lain-lain.
Dari hari kehari dan adanya tahapan berbagai upacara bagi sibayi maka saudara empat (catur sanak) tersebut juga ikut berubah, perubahan nama, serta kedudukannya, sehingga dapat diuraikan maknanya bahwa dalam tubuh manusia sudah ada Tuhan atau Brahman. Dalam ajaran catur sanak disebutkan saudara, yang lama- kelamaan seiring berjalannya waktu dan adanya tahapan upacara yang dilakukan maka dia saudara empat (catur sanak) menjadi Dewata Nawa Sanga yaitu:
- Dewa Iswara letaknya di Timur aksaranya Sa, warnanya Putih senjatanya Bajra/genta, uripnya lima, harinya minggu
- Dewa Brahma letaknya di Selatan aksaranya Ba, warnanya Merah senjatanya Gada, uripnya Sembilan harinya sabtu
- Dewa Mahadewa letaknya di Barat aksaranya Ta, warnanya Kuning senjatanya Nagapasa, uripnya tujuh harinya rabu
- Dewa Wisnu letaknya di Utara aksaranya A, warnanya Hitam senjatanya Cakra, uripnya empat harinya senin
- Dewa Maheswara letaknya di Tenggara aksaranya Ba, warnanya Dadu senjatanya Dupa, uripnya delapan harinya kamis
- Dewa Rudra letaknya Barat Daya aksaranya Na, warnanya Jingga senjatanya Danda, uripnya tiga, harinya selasa
- Dewa Sangkara letaknya Barat Laut aksaranya Ma, warnanya Hijau senjatanya Angkus, uripnya satu
- Dewa Sambu letaknya Timur Laut aksaranya Wa, warnaya Biru senjatanya Tri Sula, uripnya enam
- Dewa Siwa letaknya di Tengah aksaranya I, Ya, warnanya Brumbun (beraneka warna) uripnya delapan