- 1Teks dan Terjemahan Vijñānabhairava
- 1.1Tentang apa yang bukan Diri
- 1.1Tentang apa Diri itu
- 1.1Tentang meditasi pernapasan
- 1.1Tentang Shakti
- 1.1Tentang meditasi kekosongan
- 1.1Pada meditasi menggunakan agitasi
- 1.1Tentang meditasi suara
- 1.1Tentang meditasi pada tubuh
- 1.1Tentang meditasi pada Diri
- 1.2Tentang meditasi pada Diri tertinggi
- 1.1Tentang meditasi untuk melarutkan identifikasi
- 1.2Tentang bermeditasi pada elemen halus
- 1.1Pada meditasi kekosongan
- 1.1Menggabungkan nafas masuk dan nafas keluar
- 1.2Menstabilkan kebahagiaan
- 1.1Shakti di tulang belakang
- 1.2tentang kegembiraan ketika Shakti tidak ada
- 1.3Sebelum tidur (turiya)
- 1.1Tentang penggunaan iluminasi untuk meditasi
- 1.2Pada mudra dan asana
- 1.1Kesadaran satu titik
- 1.2Latihan lainnya
- 1.1Pada penglihatan tertinggi dari Makhluk Biru
- 1.2Meditasi di langit biru jernih
- 1.1Berbagai metode Meditasi
- 1.1Saat melampaui jiwa
- 1.1Tentang non-dualitas
- 1.1Berbagai amalan
- 1.2Akhir
Pada penglihatan tertinggi dari Makhluk Biru
आकाशं विमलम् पश्यन् कृत्वा दृष्टिं निरन्तराम्।
स्तब्धात्मा तत्क्षणाद् देवि भैरवं वपुर् आप्नुयात्॥ ८४॥
ākāśaṁ vimalam paśyan kṛtvā dṛṣṭiṁ nirantarām |
stabdhātmā tatkṣaṇād devi bhairavaṁ vapur āpnuyāt|| 84 ||
O Devi, setelah melihat dengan jelas akasha murni dengan kesadaran yang terus menerus dan mantap seseorang akan segera mencapai tubuh Bhairava.
Jika anda pernah mengalami hal ini, makna ayat tersebut langsung jelas. Jika tidak, seseorang akan merasa terdorong untuk menerjemahkan kata “akasha” sebagai “langit”. Namun, ayat ini menggambarkan pengalaman spiritual yang tertinggi dan paling mistis dan agung.
Meditasi di langit biru jernih
लीनं मूर्ध्नि वियत्सर्वम् भैरवत्वेन भावयेत्।
तत्सर्वम् भैरवाकारतेजस्तत्त्वं समाविशेत्॥ ८५॥
līnaṁ mūrdhni viyatsarvam bhairavatvena bhāvayet|
tatsarvam bhairavākāratejastattvaṁ samāviśet|| 85 ||
Masuki cahaya terang Diri dengan merenungkan ruang seluruh langit cerah seolah-olah terletak di ubun-ubun kepala dan seukuran dan setinggi Bhairava.
Ungkapan “ukuran dan perawakan Bhairava” tidak berarti dalam bentuk antropomorfik mitologis, itu berarti merasakan ruang biru tak terbatas yang menembus otak sebagai Wujud murni. Beberapa penerjemah memahami “murdhni” berarti “dahi” daripada mahkota kepala, dan ini juga merupakan meditasi yang baik.
Praktik. Lihatlah langit biru yang cerah untuk sementara waktu. Kemudian tutup mata dan visualisasikan itu menembus otak dan bagian atas kepala. Bayangkan itu menjadi Wujud murni, Sang Diri.