- 1Magedong- gedongan (Garbhadhana Samskara)
- 2Upacara Menaman Ari-Ari saat Kelahiran (Jatakarma)
- 3Upacara dan Upakara Kepus Puser (Mapenelahan)
- 4Upacara dan Upakara Ngelepas Hawon (12 hari)
- 5Upacara Kambuhan atau Mecolongan (42 hari)
- 6Upacara Nelu Bulanin (umur 3 bulan) - Niskramana Samskara
- 7Upacara dan Upakara Otonan (210 hari)
- 8Upacara Tumbuh Gigi (Ngempugin)
- 9Upakara Tanggalnya Gigi Pertama (Makupak)
- 10Upacara dan Upakara Menek Deha (Rajaswala)
- 11Upakara Potong Gigi (Mepandes / Metatah)
- 12Upakara Perkawinan (Pawiwahan / Wiwaha)
Upakara Perkawinan (Pawiwahan / Wiwaha)
Hakekatnya adalah upacara persaksian ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa dan kepada masyarakat bahwa kedua orang yang bersangkutan telah mengikatkan diri sebagai suami-istri.
Sarana:
- Segehan cacahan warna lima.
- Api takep (api yang dibuat dari serabut kelapa).
- Tetabuhan (air tawar, tuak, arak).
- Padengan-dengan/ pekala-kalaan.
- Pejati.
- Tikar dadakan (tikar kecil yang dibuat dari pandan).
- Pikulan (terdiri dari cangkul, tebu, cabang kayu dadap yang ujungnya diberi periuk, bakul yang berisi uang).
- Bakul.
- Pepegatan terdiri dari dua buah cabang dadap yang dihubungkan dengan benang putih
Waktu: Biasanya dipilih hari yang baik, sesuai dengan persyaratannya (ala-ayuning dewasa).
Tempat: Dapat dilakukan di rumah mempelai Iaki-laki atau wanita sesuai dengan hukum adat setempat (desa, kala, patra).
Pelaksana: Dipimpin oleh seorang Pendeta / Pinandita / Wasi / Pemangku.
Tata cara:
- Sebelum upacara natab banten pedengan-dengan, terlebih dahulu mempelai mabhyakala dan maprayascita.
- Kemudian mempelai mengelilingi sanggah Kamulan dan sanggah Pesaksi sebanyak tiga kali serta dilanjutkan dengan jual beli antara mempelai Iaki-laki dengan mempelai wanita disertai pula dengan perobekan tikar dadakan oleh mempelai Iaki-laki.
- Sebagai acara terakhir dilakukan mejaya-jaya dan diakhiri dengan natab banten dapetan.
1. Mantram prayascita:
Om Hrim, Srim, Nam, Sam, Wam, Yam, sarwa rogra satru winasaya rah um phat. Om Hrim, Srim, Am, Tarn, Sam, Bam, Im, Sarwa danda mala papa klesa winasaya rah, um, phat. Om Hrim, Srim, Am, Um, Mam, Sarwa papa petaka wenasaya rah um phat. Om siddhi guru srom sarwasat, Om sarwa wighna winasaya sarwa klesa wenasaya, sarwa rogha wena saya, sarwa satru wenasaya sarwa dusta wenasaya sarwa papa wenasaya astu ya namah swaha.
Artinya:
Om Hyang Widhi Wasa, semoga semua musuh yang berupa penderitaan, kesengsaraan, bencana, dan lain-lain menjadi sirna.
2. Mantram bhyakala:
Om indah ta kita dang kala-kali, peniki pabhyakalane si anu (sebut namanya) katur ring sang kala-kali sadaya, sira reko pakulun angeluaraken sakvvehing kala, kacarik, kala patti, kala kaparan, kala krogan, kala mujar, kala kakepengan, kala sepetan, kala kepepek, kala cangkringan, kala durbala durbali, kala Brahma makadi sakwehing kala heneng ring awak sariranipun. Si anu (sebut lagi namanya) sama pada keluarana denira Bethara Ciwa wruh ya sira ring Hyang Ganing awak sarirania, kajenengana denira Hyang Tri Purusangkara, kasaksenan denira Hyang Trayodasa saksi, lahya maruat Sang kala-kali mundura dulurane rahayu den nutugang tuwuhipun si anu (sebut lagi namanya) tunggunen dening bayu pramana, mwang wreddhiputra listu ayu.
Artinya:
Wahai Sang Kala-kali inilah upacara bhyakalanya si anu yang disuguhkan kepada Sang Kala-kali. Kiranya dapatlah oleh-Mu dikeluarkan segala perintang yang ada pada diri si anu ini yang juga diperintahkan oieh Hyang Widhi Siwa dan leluhurnya, sehingga dengan demikian ia dapat menyucikan dirinya untuk selanjutnya disemayami oleh Hyang Tri Purusa (Parama Siwa, dan Siwatma) serta disaksikan oleh Hyang Trayodasa saksi (ke tiga belas saksi).
3. Mantram mejaya-jaya:
Om dirghayur astu ta astu, Om Awighnam astu tat astu, Om Cubham astu tat astu, Om Sukham bhawantu, Om Pumam bhawantu, Om sreyam bhawantu. Sapta wrddhin astu tat astu astu swaha.
Artinya:
Om Hyang Widhi Wasa semoga dianugerahi kesejahteraan, kebahagiaan dan panjang umur.
** Untuk lebih Detail tentang pelaksanaan upacara dan upakara
Pewiwahan (Perkawinan) dapat dilihat disini.