Veda (Weda) Sebagai Sumber Ajaran Agama Hindu


Fitur dan Rincian Singkat Catur Veda (Weda)

Kitab suci Veda merupakan dasar atau sumber mengalirnya ajaran agama Hindu. Para Maha Rsi yakni orang-orang suci dan bijaksana di jaman dahulu telah menyatakan pengalaman-pengalaman spiritual-intuisi mereka (Aparokśa-Anubhuti) di dalam kitab-kitab Upaniśad, pengalaman-pengalaman ini sifatnya langsung dan sempurna. Hindu Dharma memandang pengalaman-pengalaman para Maha Rsi di jaman dahulu itu sebagai autoritasnya (sebagai wahyu-Nya). Kebenaran yang tidak ternilai yang telah ditemukan oleh para maha rsi dan orang-orang bijak sejak ribuan tahun yang lalu, membentuk kemuliaan Hinduisme, oleh karena itu Hindu Dharma merupakan wahyu Tuhan Yang Maha Esa.

Secara singkat, berikut dibawah ini adalah fitur-fitur utama dari Empat Veda; Rgveda, Samaveda, Yajurveda, dan Atharvaveda.

Fitur Rig veda
1Bentuk Veda dan teks Sansekerta tertua yang diketahui (1800 – 1100 SM)
2Memuat Pengetahuan tentang Pujian-pujian
3Memiliki 10600 ayat
4Dari 10 mandala /buku, mandala 1 dan 10 adalah yang paling muda karena ditulis paling lambat dari mandala 2 sampai 9
5Mandala Rigveda 2-9 membahas kosmologi dan dewa-dewa
6Mandala Rigveda 1 dan 10 membahas pertanyaan filosofis dan juga berbicara tentang berbagai kebajikan termasuk amal di masyarakat
7Mandala Rigveda 2-7 adalah yang tertua dan terpendek juga disebut buku keluarga
8Mandala Rigveda 1 & 10 adalah yang termuda dan terpanjang
9Memuat 1028 himne berurusan dengan dewa termasuk Agni, Indra dan dikaitkan dan didedikasikan untuk resi bijak
10Mandala Rigveda ke-9 hanya didedikasikan untuk Soma
11Meteran yang digunakan untuk membentuk himne adalah Gayatri, Anushtubh, Trishtubh dan Jagati (Trishtubh dan Gayatri paling penting)
Fitur Sama veda
1Ada 1549 syair (kecuali 75 syair, yang lainnya semuanya diambil dari Rigveda)
2Ada dua Upanishad yang tertanam dalam Samaveda – Chandogya Upanishad dan Kena Upanishad
3Samaveda dianggap sebagai akar dari musik dan tarian klasik
4Sebagai gudang nyanyian ketuhanan yang merdu
5Meskipun memiliki syair yang lebih rendah dari Rigveda, namun, teksnya lebih banyak
6Ada tiga resensi teks Samaveda – Kauthuma, Raṇayaniya dan Jaimaniya
7Samaveda dikategorikan menjadi dua bagian – Bagian-I termasuk melodi yang disebut Gana & Bagian-II mencakup Mandala tiga ayat yang disebut Archika.
8Samaveda Samhita tidak dimaksudkan untuk dibaca sebagai teks, itu seperti nyanyian yang harus didengar
Fitur Yajur veda
1Ini memiliki dua jenis – Krishna Yajur (Hitam/Gelap) & Shukla Yajur (Putih/Terang)
2Krishna Yajurveda memiliki kumpulan syair yang tidak tersusun, tidak jelas dan beraneka ragam
3Shukla Yajurveda telah mengatur dan menjernihkan syair
4Lapisan tertua Yajurveda memiliki 1875 ayat yang sebagian besar diambil dari Rigveda
5Lapisan tengah Yajurveda memiliki Satapatha Brahmana yang merupakan komentar dari Shukla Yajurveda
6Lapisan termuda Yajurveda terdiri dari berbagai Upanishad – Brihadaranyaka Upanishad, Isha Upanishad, Taittiriya Upanishad, Katha Upanishad, Shvetashvatara Upanishad dan Maitri Upanishad
7Vajasaneyi Samhita adalah Samhita dalam Shukla Yajurveda
8Ada empat versi yang masih ada dari Krishna Yajurveda – Taittiriya saṃhita, Maitrayani saṃhita, Kaṭha saṃhita dan Kapisthala saṃhita
Fitur Atharva veda
12Tata cara kehidupan sehari-hari disebutkan dengan sangat baik dalam Atharva Veda ini
2Memiliki 730 himne/sukta, 6000 mantra dan 20 Mandala
3Paippalada dan Saunakiya adalah dua resensi Atharvaveda yang masih ada
4Disebut Veda magis, mencakup tiga Upanishad utama – Mundaka Upanishad, Mandukya Upanishad dan Prashna Upanishad
520 Mandala disusun berdasarkan panjang himne yang dikandungnya
6Tidak seperti Samaveda dimana himne dipinjam dari Rgveda, himne Atharvaveda adalah unik
7Veda ini berisi himne yang banyak di antaranya adalah mantra-mantra yang dimaksudkan untuk diucapkan oleh orang yang mencari keuntungan dan sebagainya.

Didalam memahami ajaran agama Hindu, disamping kitab suci Veda śruti sebagai sumber tertinggi, dikenal pula hiarki sumber ajaran agama Hindu yang lain yang merupakan sumber hukum Hindu adalah Smrti (kitab-kitab Dharmaśàstra atau kitab-kitab hukum Hindu), śìla (yakni tauladan pada mahàrśi yang termuat dalam berbagai kitab Itihàsa (sejarah) dan Puràna (sejarah kuno), Àcàra (tradisi yang hidup pada masa yang lalu yang juga dimuat dalam berbagai kitab Itihasa (sejarah) dan Àtmanastuśti, yakni kesepakatan bersama berdasarkan pertimbangan yang matang dari para maharsi dan orang-orang bijak yang dewasa ini diwakili oleh majelis tertinggi umat Hindu dan di Indonesia disebut Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI). Majelis inilah yang berhak mengeluarkan Bhisama (semacam fatwa) bilamana tidak ditemukan sumber atau penjelasannya di dalam sumber-sumber ajaran Hindu yang kedudukannya lebih tinggi.




Beryadnya dengan Sharing

Tak akan Mengurangi Pengetahuan

HALAMAN TERKAIT
Baca Juga